Dmitry, Traveler “Gila” Dari Rusia - Part 2
Assalamualaikum Wr, Wb.
Pada kesempatan kali ini Saya akan melanjutkan pengalaman bertemu
dengan Dmitry sang Traveler Gila dari Rusia. Akhirnya Saya memiliki kesempatan untuk melanjutkan cerita tentang pengalaman ini, karean awal perkuliahan sudah dimulai kembali jadi agak direpotkan dengan tugas-tugas yang mulai beranak-pinak.
dengan Dmitry sang Traveler Gila dari Rusia. Akhirnya Saya memiliki kesempatan untuk melanjutkan cerita tentang pengalaman ini, karean awal perkuliahan sudah dimulai kembali jadi agak direpotkan dengan tugas-tugas yang mulai beranak-pinak.
Setelah Saya menjemput Dmitry dari kediaman couchsurfer lainnya, Saya bertanya kepada Dia apakah dia sudah sarapan, dengan jawaban singkatnya ia menjawab "not yet, i have no money" sambil mengeluarkan kedua bagian dalam sakunya. Pandangan pertama Saya bahwa ia hanya menunjukkan kalau Ia ingin benar-benar menumpang gratis, lol. Saya ingin memberikan kesan pertama yang baik sebagai tuan rumah baginya, akhirnya Saya coba berkeliling mencari kedai nasi uduk yang buka, ternyata masih ada yang buka. Saya parkirkan motor dan memintanya untuk memilih sendiri "lauk" yang tersedia. "Saya sudah sarapan" jawab Saya ketika ia menanyakan kenapa Saya tidak ikut makan. Hal lucu yang terjadi ketika memilih menu, si penjual menawarkan menu istimewa khas yang dimiliki oleh Indonesia yaitu "Jengkol". Dengan sangat hati-hati saya mengajaknya untuk mencoba menu istimewa tersbut, anda tahu apa reaksinya "ini makanan yang aneh dan saya agak tidak suka baunya" dalam bahasa inggris. lol
Sejak penjemputan di rumah user lainnya,Ia sudah menanyakan apakah ada tempat wisata yang dapat dikunjungi pada hari tersebut. Ia menanyakan sebuah castle di Bogor, kebetulan Saya belum pernah mendengar kastil yang ada di Bogor. Saya mengarahkan untuk pergi ke Pura Jagatkartha yang berada di Ciapus. Setelah tiba di tempat indekost, Ia meminta kepada Saya untuk meminjamkan Laptop dan koneksi internet, sangat kebetulan sekali indekost Saya tidak menyediakan koneksi internet, dengan terpaksa saya membagikan koneksi internet dari Hp Saya. Ternyata yang Ia kerjakan adalah merapihkan jadwalnya untuk bepergian kemana selanjutnya, dengan menggunakan aplikasi web yang sudah Saya jelaskan sebelumnya, Ia terus mengirimkan pesan kepada siapapun di setiap daerah yang akan Ia kunjungi. Saya pun menawarkan apakah Ia ingin bepergian ke Pura yang Saya Jelaskan. Ia mengatakan "yes". Terjadi kebimbangan untuk yang kedua kalinya, tidak mungkin Saya mengajaknya menggunakan sepeda motor. Menjemputnya saja motor Saya sudah habis turun karena berat badannya, lol.
Suatu keberkahan dalam berbagi, Saya memiliki teman yang mobilnya menganggur dan Saya mengajaknya untuk ikut bersama Kami. Bermodalkan GPS Kami menuju ke Pura Jagatkartha. Setibanya disana tidak ada loket khusus untuk pembayaran tiket masuk, setiap pengunjung hanya dianjurkan untuk menyumbang seikhlasnya saja Tempat ini bukan tempat wisata tetapi adalah tempat ibadah bagi penganut Agama Hindu, sehingga ada batasan untuk pengunjung. Kedua kalinya terjadi hal yang bagi Saya itu lucu tapi juga memalukan. Dmitry ingin memasuki pelataran Pura yang bagi pengunjung itu dilarang tetapi apabila Ia ingin beribadah maka akan diizinkan oleh pihak pengurus Pura. Saya jelaskan kepada Dmitry, dan Ia menyetujui untuk beribadah. Beberapa menit kemudian terdengar suara penjaga yang mengawalnya bahwa Dmitry memasuki tempat khusus yang hanya boleh dimasuki oleh Mangku atau yang dianggap sebagai sesepuh di Pura. Selang beberapa menit kemudian Ia turun, yang Saya sangat sayangkan Ia melanggar peraturan untuk tidak mengambil foto ditempat suci tersebut. Dengan rasa malu akhirnya Saya meminta maaf kepada para penjaga dan beberapa yang dituakan disana.
Terdapat satu tempat lagi yang Kami Kunjungi yaitu Kampung Budaya yang masih berada di wilayah Ciapus. Ternyata tidak sesuai dengan namanya yang ingin menampilkan budaya etnis Sunda tempat ini tidak gratis, ada pemungutan biaya dengan nominal tertentu. Hal yang membuat Saya terkejut guide disiini tidak bisa berbahasa Inggris, sehingga Saya harus membantu menerjemahkan kembali apa yang telah Ia jelaskan kepada Dmitry. Ada hal yang diperdebatkan oleh Dmitry dan si tour guide, "kenapa atap yang ada diruma panggung ini terdapat sejenis karet pelapis bebrbentuk busa, apakah pada jaman dahulu sudah ada pelapis busa itu?" tanya Dmitry dengan kebingungan Saya pun menjelaskan bahwa rumah ini sudah direnovasi tetapi tidak menghilangkan adat yang ada pada jaman dahulu, tetapi Ia tetap saja bergumam "seharusnya tidak seperti itu", lol.
Sudah merasa cukup dengan perjalan pada hari tersebut akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke indekost. Beristirahat sebentar dan Dmitry kembali melanjutkan aktivtasnya di depan layar komputer.
Hari Ke-2
Tidak ada yang isitimewa pada hari ke dua, Dmitry hanya bermalas-malasan sambil mengecek email dan adakah user yang akan menerimanya untuk ke esokan hari. Dmitry sudah merencanakan untuk pergi ke Bandung, dengan metode yang sama yaitu menumpang gratis. Satu hari berlalu dan hingga akhirnya malam pun tiba, satu hari sebelumnya Saya dan Dmitry tidak berbincang banyak dan akhirnya pada malam kedua ini Kita mulai banyak membahas sesuatu. Inilah moment yang paling Saya tunggu, berbincang dengan Traveler Gila.
Awalnya Saya menawarkan Ia ingin memakan mie instan, makanan kebanggaan anak kost. Dia menerimanya, tetapi menurut Saya Ia melakukan hal itu karena Ia juga ingin menghormati tuan rumahnya. Mie pun matang dan perbincangan pun dimulai. Mie yang Saya hidangkan untuk Dmitry sudah diberikan bumbu lengkap, tetapi punya Saya belum. Baru satu suap Ia langsung bilang "boleh Saya bertukar dengan punya Anda? ini terlalu asin", lol. Saya tidak keberatan dan Saya menukar mie tanpa bumbu milik Saya dengan miliknya. "Tadi pacarmu menelepon, tapi Saya tidak angkat" kata Dmitry, "Kamu seharusnya tidak boleh memakan makanan ini karena kamu dalam masa pertumbuhan" Saya tertawa kecil saja dan bergumam dalam hati "belum tau aja uangnya anak kost kayak gimana".
Saya gambarkan perbincangan dengan Dmitry seperti berikut: D; Dmitry, L: Saya
D: "Pacarmu ada dimana? apa pekerjaannya?"
L: " Ada di Semarang, Ia sama seperti Saya sebagai mahasiswa"
D: " Apa jurusan kuliah pacarmu?"
L: "Jurusan ilmu gizi"
D: "wah Kamu beruntung, kamu bisa mengatur makananmu agar tidak seperti ini:"
L: tertawa kecil
D: "Kenapa di Indonesia tidak boleh tinggal satu rumah bersama pacar (red: kumpul kebo)?"
L: "sangat jelas di Indonesia itu dilarang karena bukan dalam ikatan yang sah, tidak sesuai norma"
D: "kenapa kamu tidak menikahinya saja?"
L: "Saya belum mapan dan masih berstatus pelajar, dan orangtuanya juga tidak akan mengizinkan"
D: "kalau semisalnya kamu menghampiri orangtuanya dan meminta untuk menikahi anaknya?"
L: "sama seperti yang saya jelaskan, tidak akan diberikan izin"
D: "bagaimana kalau orangtuanya tau kamu menghamili anaknya dan kamu ker umah orangtuanya bilang kalau anaknya hamil dan kamu ingin menikahinya"
L: Terkejut "Wow, itu sangat tidak mungkin, Saya akan dihakimi oleh masyarakat, dan teman-teman apalagi orangtua saya sendiri. dan itu tidak pantas di Indonesia"
D: "Saya juga heran kenapa laki-laki di Indonesia boleh menikahi perempuan lebih dari satu"
L: "karena memang etika di negara Kami seperti itu, dibandingkan harus berselingkuh, memangnya di negaramu seperti apa?"
D: " Di Rusia laki-laki hanya boleh menikahi satu wanita saja, jika ingin menikahi wanita lainnya ia harus menceraikan istrinya terlebih dahulu" (Wah ternyata ini yang membuat banyak perempuan di Rusia itu jomblo :D)
L: "Kenapa seperti itu?"
D: " karena negara kami mengajarkan kesetiaan, dan apabila kamu ingin tinggal bersama pacarmu itu sah-sah saja, tidak ada yang melarang. Semua biaya di kota kami seperti kesehatan dan pendidikan itu semua gratis, di tanggung oleh pemerintah. Jadi jangan sekali-kali menanyakan pendidikan kepada warga Rusia."
L: "Apakah kamu sendiri sudah menikah?"
D: "Belum, kalau saya menikah bagaimana dengan rencana traveling saya?"
Tak terasa mie pun habis dan perbincangan pun selesai, apapun yang dapat anda simpulkan dari perbincangan diatas silakan Anda simpulakan sendiri :D
Hari Ke-3
Tiba di penguhujung pertemuanakhirnya Dmitry harus pergi meninggalkan Bogor. Saya antarkan ia ke tempat yang ramai oleh lalu lalang mobil pribadi agar ia lancar dalam menjalanakan cara "menumpang gratisnya. Saya antarkan ia ke dekat jalan tol jagorawi tepatnya setelah jalan terminal baranangsiang. Ada beberapa supir taksi dan supir travel ada bule kaya kesasar dan menawarnakan jasanya. dengan lantang Dmitry menjawab "menumpang gratis". Sedikit rasa malu pada diri Saya dan rasa kasihan, dengan sangat terpaksa saya harus meninggalkannya, entah apa yang terjadi selanjutnya Saya tidak tahu. Malam harinya saya penasaran apakah Dmitry sudah sampai di Bandung, dana ternyata masih ada kontak user yang akan menerimanya di Bandung. Hal yang mengejutkan saya, user membalas SMS dan menyatakan bahwa Ia sudah bersama Dmitry. Geleng bukan kepalang ternyata Ia sudah sampai di Bandung, lol.
Akhirnya pengalaman ini pun harus berakhir, entah bagaimana tanggapan para pembaca sekalian. Pribadi ini bukan pribadi yang sempurna, Saya memohon maaf apabila teradpat kesalahan dalam penyampaian, Akhir kata Saya ucapkan terimakasih dan mulailah untuk bertraveling. SALAM TRAVELER MUSIMAN
Post a Comment