Mengenal Anatomi Sistem Perncernaan Unggas
Halo Sobat Peternakan, dalam artikel kali ini penulis ingin menjelaskan anatomi sistem pencernaan pada unggas. Seperti halnya dengan saluran pencernaan Ternak Babi, saluran pencernaan unggas termasuk ke dalam sistem pencernaan Monogastrik. Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ asosori. Saluran pencernaan merupakan organ yang menghubungkan dunia luar dengan dunia dalam tubuh hewan, yaitu proses metabolik di dalam tubuh. Yuk simak artikelnya!
1. Rongga Mulut
Ciri – ciri: Mulut ayam tidak memiliki lidah, pipi, dan gigi.
Langit-langitnya lunak, tetapi memiliki rahang atas dan bawah yang menulang
untuk menutup mulut.
Fungsi: Di dalam rongga mulut mendapat tambahan air liur (saliva)
yang mengandung enzim ptyalin. Enzim
tersebut bersifat basa dan fungsinya adalah untuk menghidrolisa karbohidrat
kompleks yang terdapat di dalam pakan.
2. Esophagus (Kerongkongan)
Ciri- ciri: Saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah (North, 1978).Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot.
Fungsi: Menyalurkan makanan ke tembolok (Sarwono, 1988).
Baca Juga: Melihat Tingkah Laku Ternak Babi
3. Crop (Tembolok)
Ciri – ciri : Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan
perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak
kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan
makanan.
Fungsi : Menyimpan dan
menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus
(Nesheim et al., 1979).
4. Proventriculus (Lambung kelenjar)
Ciri –ciri : Pembesaran
terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga
merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena
dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna
mencerna protein (Nesheim et al., 1979). Sel kelenjar secara otomatis
akan mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya dengan cara
berkerut secara mekanis (Akoso, 1993).
5. Gizzard (Empedal/Ventrikulus)
Ciri –ciri :berbentuk
oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas
lubang pemasukkan berasal dari proventriculus dan bagian bawah
lubang pengeluaran menuju ke duodenum (Nesheim et al., 1979).
Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan
diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan lisut (Akoso, 1993). Gizzard
disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas
atas dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat
sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai mucosa yang
tebal (North, 1978). Perototan empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang
lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993).
Fungsi : untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan
batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam
(Nesheim et al., 1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil
partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga
dapat masuk ke saluran intestine (North, 1978).
6. Duodenum
Ciri –ciri : Duodenum
berbentuk huruf U dengan bagian pars descendens sebagai bagian
yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik. Dan di
antara bagian dalam dari kaki huruf U tersebut terdapat kelenjar pancreas.
Fungsi : kelenjar
pancreas menghasilkan pancreatic juice atau
cairan pancreas yang mengandung amylase,
lipase, tripsin. Amylase berfungsi umtuk menghidrolisa karbohidrat, lipase
untuk lemak, dan tripsin untuk protein.
7. Ceca (Usus Buntu)
Ciri – ciri : Ceca terletak diantara small intestine (usus kecil) dan large
intestine (usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga
usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi
calon tinja (Akoso, 1993).
Fungsi : Ceca secara jelas belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat
sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air (North, 1978). Di
dalamnya juga terjadi digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma (Nesheim et
al., 1979).
8. Rectum (Usus Besar)
Ciri – ciri : Large
intestine berupa saluran yang mempunyai
diameter dua kali dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka
(North, 1978). Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan
dengan kloaka (Akoso, 1993).
Fungsi : Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk
meningkatkan kandungan air pada sel
tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1978).
9. Kloaka
Ciri –ciri : Kloaka
merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang
pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi
(North, 1978). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan
melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih (Akoso, 1993).
Fungsi : Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum
sebagai muara saluran kencing dan
kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum
sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar
disebut vent (Nesheim et al., 1979). Kloaka juga bertaut dengan bursa
fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso, 1993). Kloaka
pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang
pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya
telur (North, 1978).
Demikian organ-organ saluran pencernaan unggas, semoga artikel ini bermanfaat untuk sobat peternakan semua!
Post a Comment